Sebuah peribahasa yang sering kita dengar, kita baca waktu pelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar. Sangat singkat,padat dan efeknya sangat kuat. namun, masih ada saja orang yang tidak mengindahkannya. Peribahasa tersebut mempunyai arti untuk waspada terhadap mulut sendiri. Bila tidak hati hati, salah-salah yang keluar dari mulut justru menjadi bumerang bagi diri sendiri.
Dalam dua tahun belakangan, ada banyak pelajaran dari public figure yang tepat menggambarkan peribahasa diatas. Pertama adalah kasus yang terkait gubernur jakarta Ahok, dan yang kedua adalah “terpeleset” lidahnya Sekjen Ban-Ki-Moon tentang wilayah sahara barat. Untuk yang pertama saya tidak ingin memperpanjang apalagi memperlebarnya karena saya kira kita semua sudah faham akan hal tersebut.
Untuk hal yang kedua, kasusnya hampir mirip dengan ahok. Kemiripan tersebut terletak pada efek yang ada setelah “perkataan” itu muncul. Saat itu, orang nomer satu PBB sedang mengadakan kunjungan kerja ke Al-Jazair. Dalam kunjungannya, Ban-Ki-Moon mengatakan bahwa wilayah sahara barat adalah daerah “sah”nya Al-Jazair. Tak pelak, pernyataannya membuat rakyat Maroko marah.