Labels

Thursday 2 November 2017

Mulutmu Harimaumu



Sebuah peribahasa yang sering kita dengar, kita baca waktu pelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar. Sangat singkat,padat dan efeknya sangat kuat. namun, masih ada saja orang yang tidak mengindahkannya. Peribahasa tersebut mempunyai arti untuk waspada terhadap mulut sendiri. Bila tidak hati hati, salah-salah yang keluar dari mulut justru menjadi bumerang bagi diri sendiri.

Dalam dua tahun belakangan, ada banyak pelajaran dari public figure yang tepat menggambarkan peribahasa diatas. Pertama adalah kasus yang terkait gubernur jakarta Ahok, dan yang kedua adalah “terpeleset” lidahnya Sekjen Ban-Ki-Moon tentang wilayah sahara barat. Untuk yang pertama saya tidak ingin memperpanjang apalagi memperlebarnya karena saya kira kita semua sudah faham akan hal tersebut.

Untuk hal yang kedua, kasusnya hampir mirip dengan ahok. Kemiripan tersebut terletak pada efek yang ada setelah “perkataan” itu muncul. Saat itu, orang nomer satu PBB sedang mengadakan kunjungan kerja ke Al-Jazair. Dalam kunjungannya, Ban-Ki-Moon mengatakan bahwa wilayah sahara barat adalah daerah “sah”nya Al-Jazair. Tak pelak, pernyataannya membuat rakyat Maroko marah.

Marahnya rakyat maroko ini beralasan, bahwa selama ini wilayah konflik sahara barat yang memakmurkannya dari pihak kerajaan Maroko bukan Aljazair. Maroko telah memberikan beberapa “kemudahan” serta beasiswa bagi pelajar yang berasal dari sana. Dan aljazair malahan yang “mempersenjatai” para pemberontak polisario untuk selalu merongrong,memberontak kerajaan dari dalam.

Kemarahan tersebut juga tidak hanya sebatas dalam dunia “maya”. Dalam dunia nyata pun mereka buktikan dengan “masirah” atau demonstrasi damai di Ibukota Rabat. Dalam sebuah berita yang saya kutip dari hespress, kurang lebih ada sekitar 7-10 juta orang tumplek-blek berkumpul didepan Parlemen, Istana Raja dan sekitarnya. Jumlah tersebut merupakan demonstrasi paling besar sejak kerajaan Alawiyyin ini merdeka dari penjajahannya.

Dan inilah efeknya ! sebuah aksi damai di Ibukota.

Bagi saya pribadi, pernyataan maroko tersebut memang ada benarnya. Beberapa kenalan saya dari sahara barat yang menjadi pelajar di Universitas Muhammad V, mereka memang mendapat beasiswa khusus kerajaan dan setiap akhir tahun mendapatkan tiket pulang gratis dari ibukota ke daerahnya. Kemudian yang kedua tentang “kemudahan” tersebut berupa subsidi harga bahan makanan di daerah perbatasan. Kawasan Aqqa,Tiznit, Agadir harga bahan pokok makanan terbilang murah dibanding dengan daerah yang lain.

Yang terakhir adalah perkataan Menteri luar negeri Al-Jazair Abdul Karim Msahel dalam sebuah Muntada Ekonomi Nasional Al-Jazair. Dia mengatakan bahwa bangkit dan kuatnya perekonomian maroko sekarang itu basisnya Ganja. Katanya, Maroko menjual ganjanya ke seluruh negara di dunia melalui pesawatnya royal air maroc (alarabiya.net).

Sebuah pernyataan yang membuat berang pemerintah maroko. Dalam sebuah kesempatan, maroko mengatakan bahwa pernyataan ini tidak berdasar dan penuh dengan ke”iri”an semata. Kita membangun kerajaan ini dengan sebuah sistem yang teratur,rapi sehingga bisa menarik investor untuk menanamkan modalnya. pada akhirnya , krisis diplomatik antar dua negara.

Dan inilah efeknya ! krisis diplomatik dua negara.

Benar sabda Nabi Muhammad SAW pada 14 abad lalu, “ berkatalah yang baik, atau diam “

Jumuah Mubarokah
Casablanca 
2 November 2017
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment