Labels

Sunday, 28 September 2014

Visa Maroko ( pembuatan Carte D'immarticulation )



anak kecil Maroko

Maroko adalah negeri yang indah untuk dikunjungi. Dan keindahan itu bisa dilihat mulai dari keramahan ulamanya, dan lingkungannya yang hijau dan asri. Saya mengatakan hijau karena di sini saya melihat Negara ini sangat antusias dalam merawat taman-taman. Yang lebih mengherankan lagi, mereka yang merawat itu memang digaji khusus oleh kerajaan.

Maka dari itu, tidak heran maroko merupakan Negara tujuan turis manca Negara baik itu yang dari Eropa,Amerika,Afrika ataupun Asia seperti saya ini hahaha. Saya termasuk turis sekaligus pelajar di Negara ini. Dan Alhamdulillah maroko merupakan Negara yang bebas visa bagi pemegang passport Indonesia. Bebas visanya tidak tanggung-tanggung, sampai 3 bulan. Jadi misalnya ente berkunjung ke negeri ini selama tiga bulan dan acaranya Cuma jalan-jalan, anda tidak perlu memperpanjang apa itu visa. Tapi jika ente kesandung melebihi waktu 3 bulan, maka cari2lah modus dan cara untuk bisa keluar dari negeri ini. Mengingat free visa yang diberikan oleh kerajaan maroko untuk Indonesia sudah habis.

Dan dalam kesempatan kali ini, saya pelajar Universitas Muhammad 5, Souissi Rabat ingin berbagi cara untuk mendapatkan keringanan berupa membuat Cart’ d’Immarticulation atau di sebut sebagai KTP lah bagi orang Indonesia.

Syech Mustofa Bahyawi (Mufassir Maroko)



Beliau Fadhilah Asyyech Alallamah Sidi Mustofa bin Ahmad bin Abdurrahaman albahyawi ( marganya beliau di nisbatkan kepada Abi Yahya Albashir yang di makamkan di daerah Alhadrah) Alidrisi Alhasani Alhasani  Almarakkushi .
ketika beliau mengajar

Dari asal usul namanya kita dapat simpulkan bahwa beliau adalah satu diantara Habib (orang Indonesia bilang) atau keturunan dari baginda Nabi Muhammad SAW dari jalur Sayyidina Hasan. Dan yang kedua beliau juga termasuk orang asli kelahiran Marakech , Maroko. Sejak lahir , dewasa , belajar  di kota “Merah” ini. Dan sekarang beliau menetap di kota yang paling ujung di Maroko yaitu “Tanger” . 

Beliau lahir di Kota Marakech pada tahun 1950an. Sejak kecil beliau sudah terlihat kemahirannya dalam kecerdasannya, terbukti beliau sudah hafal Alquran dalam masa kecilnya dengan dua riwayat yaitu riwayat Qolun dan Warsh langsung dari bapaknya. Dan dari bapaknya juga beliau mendapat pengajaran berupa ilmu Fiqh,Tafsir dan yang lainnya.

Tuesday, 16 September 2014

2 tahunku di Maroko




Tepat pada pukul 09:45 GMT tanggal 17 September 2012 aku tiba di maroko. Maroko yang kukenal dan kusangka dahulu adalah Negara afrika yang penuh dengan orang hitam dan berbau. Saya disini bukan rasis ataupun dengan nada mengejek, tapi dalam fikiran pendek saya berkata tersebut mengingat maroko adalah Negara afrika. Dan ternyata anggapan itu salah. Saya menemui maroko adalah Negara yang penuh dengan orang cantik dan ganteng.  Belum lagi ditambah tempat wisatanya yang bersih dan terawat. 

Saat itu , kami 14 orang dari Indonesia berangkat dari Jakarta ke maroko dengan pesawat Qatar. Dengan komposisi 10 cowok dan 4 orang cewek dari sebagian wilayah Indonesia. Waktu kedatangan kami kebetulan berbarengan dengan atlit Maroko yang pulang dari Olimpiade Inggris 2012. Maka dari itu, tidak mengherankan kami disambut bak raja oleh orang maroko. Sebenarnya tidak boleh PD si, tapi itulah adanya. Haha. Apalagi semua teman saya memakai peci yang khas Indonesia.

Sunday, 31 August 2014

Maqashid Syariah


Maqashid Syariah atau yang biasa diartika sebagai Tujuan-tujuan syariat merupakan ilmu yang teramat baru dalam keilmuan islam sekarang. Aku menyebutnya ilmu baru dikarenakan ilmu maqashid syariah ini belum begitu berkembang di dunia timur islam ( baca: Indonesia ) terkhusus dalam daerah saya,Kudus. Waktu aku mau berangkat ke negeri Maroko ini aku belum tahu negara dimana ini berada, siapa ulamanya yang terkenal dan lain-lain. Sambil mencari-cari apa keunggulan Negara ini dari Negara lain di dunia arab ,disana aku menemukan suatu keistimewaan yang harus saya dapatkan bila jadi menuntut ilmu di Negara maroko ini. Yaitu ilmu “bahasa Prancis” dan “Maqashid Syariah”-nya .

Sebenarnya kata “Maqashid Syariah” bukan sesuatu yang asing dalam telinga saya waktu di sekolah. Mengingat di madrasah saya dulu ,gus Hana Assyaroni pernah menerangkan tentang “Maqashid Syariah”. Tapi pada waktu itu keterangan beliau hanya sekilas dan tidak terlalu banyak. Karena seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya “Maqashid Syariah” itu adalah sebagian kecil dari ilmu Ushul Fiqh.

Pada waktu itu,tepatnya kelas 2 Aliyah Qudsiyyah beliau menerangkan tentang Maqashid syariah itu terdiri dari Hifdu din ( menjaga agama) , Hifdu nafs (Menjaga Badan/Jiwa) , Hifdu laql (menjaga akal ) , Hifdu  Nasl(menjaga Keturunan ), Hifdu Mal(Menjaga Harta). Dari yang pertama diterangkan bahwasanya kenapa kita dilarang menyekutukan-Nya, Murtad (keluar dari agama Islam ) adalah tidak lain sebab menjaga keshalihan agama itu sendiri atau yang bisa di sebut dalam istilah arab “Hifdud Din” . Dan yang kedua bisa dipahami  kenapa kita di syariatkan Qishas adalah karena Hifdun Nafs. Pertanyaan selanjutnya, darimana anda menyimpulkan Qishas ( menghukum orang setimpal) itu bisa menjaga badan/ jiwa? Padahal justru dengan qishas kita bisa sampai membunuh orang lain, dan terkesan hokum “Balas Dendam”. Tidak sama sekali tidak, justru dengan qishas itu memberikan efek kepada orang yang melihat hukuman ini. dan dari efek inilah maka orang yang melihat qishas itu tidak akan melakukan seperti orang yang di qishas tersebut. Setelah tidak melakukan perbuatan,maka masyarakat pasti bisa menjaga dan menghormati jiwa orang lain.

Monday, 4 August 2014

ziarah ke Agadir

Faqih Abdullah

dari sorot matanya ku melihat wajah yang sangat tegas dalam mengambil keputusan. dari santrinya kulihat beliau sangat di hormati karena semuanya pada menunduk terhadapnya ketika ngomong. dari tutur bicaranya yang fusha menandakan beliau sangat mumpuni dalam nahwu shorof. dari keluarganya aku melihat gus-gusnya saling dzikir tidak tahu waktu, dan tidak melihat istri-anak perempuan berkeliaran di pondok menandakan beliau sangat menjaga kaum wanita. dari antusias warga yang hadir saat undangan beliau mengisyaratkan masyarakat sangat menaruh hati di hadapannya.

semua "dari" diatas juga tidak lupa memberi pesan kepada saya berupa pertama disuruh menginap di perpustakaan, disuruh kembali ke Madrasah atiqohnya sekaligus setelahnya mengajarkan nahwu ,shorof di daerahmu terutama mengajarkan lamiyatul af'al syarh kabir, nadhm jumal, arjuzah imam nawawi ( padahal belum belajar sama sekali )