Labels

Saturday 26 March 2016

Muktamar “ Pembaharuan Persepsi bersama dalam wacana pemikiran Kontemporer

Prof . Dr Thariq Albichri menyampaikan muhadharah

Rabat (26/03/2016). Selama tiga hari berturut-turut mulai tanggal 24-26 Maret 2016 kami ( Faqih AA. dan Mas Habib Choirul Mustain ) mengikuti Muktamar Ilmu Humaniora dan social peneliti muda dan Pasca Sarjana di Aula Charif Idrisi Fakultas Sastra dan Humaniora , Universite Muhammad V . muktamar ini diadakan oleh Yayasan Khalid Hassan bekerjasama dengan ISESCO ( Organisasi Islam untuk pendidikan , Ilmu pengetahuan dan kebudayaan ) , Fakultas Hukum dan Fakultas Sastra Universite Muhammad V.  muktamar ini sifatnya tahunan  yang diikuti oleh berbagai kalangan seluruh kerajaan Maroko dan pada kesempatan  kali ini adalah muktamar yang kelima. Muktamar nasional pertama kali diadakan pada tahun 2012 di CNRST dengan mengambil tema besar “ Masalah Palestina dari segi Budaya, Hukum dan Politik “. Ditilik dari tema pertama yang diusung ternyata ada hubungannya dengan pendiri yayasan ini, yaitu Dr. Said Khalid Hassan yang merupakan keturunan Palestina.


 Yayasan Khalid Hassan adalah sebuah yayasan non-laba yang berorientasi pada perkembangan berbagai studi, baik studi politik, ekonomi, hukum dan akidah . yayasan ini didirikan oleh salah satu pemikir islam asal palestina Dr. Said Khalid Hassan pada tanggal 12 April 2002 M di ibukota Rabat. nama khalid hassan sendiri diambil dari nama bapak beliau “ Khalid Hasan “. Khalid Hasan (1928-1994 ) adalah seorang pendiri sekaligus ketua strategi bidang politik di Organisasi Pembebasan Palestina (منظمة التحرير الفلسطينية  ) mulai tahun 1968-1974 M.  Beliau lahir di kota Heva , kota pinggiran palestina pada 13 februari 1928. Dimasa kecilnya dihabiskan untuk belajar dikota Heva kemudian melanjutkan ke London untuk mempelajari Ekonomi pada tahun 1947M. tapi setelah kejadian Al Nakba / Palestinian exodus 1948 beliau kembali dan bersama keluarganya hijrah ke syiria dan Lebanon. Dan sejak tahun 1967 beliau masuk dalam Partai Fatah dan menjadi tokoh penting sebagai ketua bagian hubungan luar negeri sampai pada tahun 80an. Dan beliau meninggal pada 9 Oktober 1994 di Maroko. Dan penamaan ini adalah sebuah harapan untuk merealisasikan apa yang sudah diperjuangkan Khalid Hasan selama hidupnya terutama kemerdekaan palestina itu sendiri .


 Yayasan ini seringkali mengadakan Seminar Internasional, Muktamar, Kursus penelitian dan kunjungan2 ke pemikir islam ,menteri dan Ulama. Dan banyak para menteri dan tamu kehormatan yang menghadiri muktamar setiap tahunnya. Semisal tahun 2013 dihadiri Dr. Mustafa Alkhalfi Menteri Telekomunikasi dan tamu kehormatan Dr. Shiddiq Ma’ninou dan Dr. Ahmad Chahlan (pakar Ibrani) , muktamar tahun 2014 dan 2015 oleh Menteri Hubungan Parlemen dan Masyarakat Habib chaoubani, wakil Menteri Riset keilmuan Soumayya Benkholdun.

Dan pada tahun ini 2016  hadir wakil Menteri pendidikan tinggi dan riset Dr. Jamilah yang kebetulan beliau juga salah satu alumni Universite Mohammad V, Wakil Mudir ISESCO Dr. Amina ,Rektor Institut Darul Hadits Hassania Dr. Khemlisi, Dekan Fakultas Sastra , Dekan Fakultas Hukum Muhammad V dan yang terakhir  tamu kehormatan dari Mesir Dr. Thariq Albichri.

Pada hari pertama, kami datang tepat waktu pada pukul 8:30 GMT sesuai undangan. Akan tetapi ketika kita sampai disana yang kami dapati hanya para panitia yang sibuk mengurusi acara dsb. Belum ada satupun peserta yang sudah hadir. Malahan panitianya sendiri kelabakan ketika melihat kami datang, mencari-cari formulir kehadiran dan menyerahkannya ke kita. Dalam hati saya bergumam, ternyata sama saja, acara yang levelnya internasional ini pun terlambat.

Saya mengatakannya internasional karena setelah kami mengikuti acara ternyata ada delegasi peneliti muda dari berbagai negara lain. Semisal Pantai Gading, Mali,Malaysia, Mauritania, Aljazair, Tunisia, Yaman , dan Turki. Dan untuk kalangan maroko sendiri ada sekitar 200 peneliti muda, mahasiswa pascasarjana dari delegasi 10 Universitas Maroko berbagai daerah, mulai yang paling selatan Agadir, sampai paling timur Oujda dan paling utara Tanger. Semua ikut berpartisipasi dan berkecimpung demi suksesnya muktamar tahunan ini.

Muktamar kali ini mengambil tema “ Pembaharuan Persepsi Bersama dalam wacana Pemikiran Kontemporer “. Tema yang diusung untuk mencoba mencerna  perbedaan yang terjadi di dunia arab secara khusus -- dunia islam secara umum—demi mencapai sebuah persepsi bersama . atau yang beliau – Dr. Said Khalid Hasan- definisikan sebagai “ Arti / makna yang diwariskan oleh generasi suatu golongan ( ke sesudahnya ) sebagai hasil pengalaman sejarah peradaban. Yang darinya ( pengalaman sejarah peradaban ) akan memberikan hukum dan bentuk  tingkah laku di golongan tersebut kedepan . Atau bisa dikatakan pengalaman pengetahuan praktis yang kolektif. Nahh,, ente ga faham ?? ya memang kira –kira inilah pengejawentahan saya dari bahasa arab ke Indonesia , :D .

Kemaren beliau sempat menerangkan bahwa contoh persepsi bersama adalah hurriyah (kebebasan). Setiap orang pasti ketika mendengar kata kebebasan didalam hatinya pasti tahu bebas adalah salah satu sifat. Namun, kebebasan yang diartikan oleh si A pasti berbeda dengan kebebasan si B. akan tetapi, pasti kalian faham apa itu kata “kebebasan”.

Acara dibuka dengan pembacaan ayat suci Alqur’an dan  sambutan-sambutan para pembesar mulai Menteri, Rektor, Dekan dan Direktur Yayasan selaku pelaksana . kemudian dilanjutkan muhadharah oleh Dr. Thariq Bichri dari Mesir. Muhadharah beliau kurang lebih intinya mengatakan “ Konflik yang terjadi di Masyarakat kembali kepada tidak adanya kesadaran persepsi kita bersama “.

Diawal Mudakholahnya beliau memusatkan tentang bagaimana cara perbedaan itu ada (muncul) . –menurutnya - yaitu dengan 3 cara, cara berdialog, cara berdebat, cara berselisih.
Dalam uslub hiwar( cara berdialog ). Cara berdialog ini sangatlah penting dikarenakan berdialog adalah suatu cara saling bertukar pikiran dan maslahat yang bermacam-macam yang didasari untuk memberikan solusi dari yang satu ke yang lain. Dan dengan arah pemikiran bersama, maslahat bersama antara berbagai latar belakang , bagaimana memberikan solusi, pembenaran ke yang lain tanpa memusnahkan yang lain. Dan cara ini akan memberikan –maslahat- yang bisa diterima.

Uslub Jadal (debat) yaitu mencoba menang dari yang lain dalam masalah tertentu (محاولة الانتصار على الآخر في قضية معينة،  وفيه خصومة وتقليل من وضع الآخر ) dan dalam metode debat ini pasti ada unsur cekcok dan merendahkan posisi yang lain. Namun, perintah Alquran tentang debat adalah supaya untuk berdebat yang santun, dengan memakai Bahasa yang menarik.

Uslub Siro3 (konflik) yaitu mencoba untuk menguasai lawan dan menguranginya. Namun yang ini akan memberikan efek kedepan yaitu sulit hidup bersama satu sama lain. Karena dari siro’ (konflik,cekcok ) sendiri nanti akan memanjang menjadi harb (perang). Baik itu hanya sebatas perang pemikiran atau dari perang pemikiran ke perang politik,budaya dan negara. Nahh,,, disinilah asal muasal perang , yaitu dari pengalaman praktis pribadi seseorang yang diwariskan ,yang memanjang ke masyarakat secara umum.

“ dan dari sinilah kita harus merawat ,membina pembelajaran masyarakat ”

“ karena ketika kita berbicara tentang teori “persepsi bersama” berarti kita berbicara tentang beberapa hubungan antara golongan yang saling berinteraksi satu sama lain “

Dan beliau – Dr. Thariq Albichri—berpendapat bahwa ada satu golongan terpenting yaitu golongan politik. Kenapa? Karena golongan ini paling bisa mengendalikan beberapa pekerjaan golongan lainnya. Dan golongan politik inilah yang menyetir Negara , kehidupan bermasyarakat, dan –tenangnya- bisa menciptakan keamanan  bersama .


Dan akhirnyaa…. Bersambung ya…. Ngantuk rek..

Muktamar ini sangat menarik karena disini dibahas berbagai pemikiran kontemporer mulai Malik Bin Nabi, Arkoun, Filosof Habbabi, Thaha Jabir Alulwani, Tariq Ramadan, Thariq Albichri, dan Abid Aljabiri, dll..

Dan lumayan juga dapat sertifikat….mayan buat tambah2an…
Prof. Bilbachir dan rektor darul hadits Prof. Khemlisi

ditengah tengah Muhadharah

Penyerahan sertifikat

Sekelompok peneliti muda maroko

dari kejauhan


Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment