Labels

Saturday 6 April 2013

Do'a ibu menjadikanku di Luar Negeri


Part 1

Semua pasti tau siapa itu ibu. Seorang yang merawat kita dari kecil sampai sebesar ini pasti tidak luput apa yang disebut campur tangan kasih-sayangnya. Dia pahlawan kehidupan ini,dalam malam keheningan kita selalu merengek minta sesuatu dan dia pun yang melayaninya. Tidak ada rasa pamrih dalam ketika itu,malah adanya adalah supaya kita bisa tidur nyenyak kembali seperti semula. Kita waktu itu tidak tau,kita selalu menggangu dia,kita selalu mengompoli di sampingnya,kita selalu merengek minta asinya. Ibu dengan tulus membelai kita dengan kasih kelembutannya. Maka tak heran jikala ada firman dari Allah SWT di dalam qur’an yang berbunyi :

وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً
قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

Dari sini kita mendapatkan kesimpulan bahwa kita dahulunya dari sebelum lahir sampai ketika masih meneteknya sangatlah memberatkan ibu. Beliau sangat lemah sebenarnya ketika masih mengandung kita,badan dengan perutnya yang segede itu membuatnya merasa tidak selalu enak waktu tidur. Beliau tidak bisa tengkurap karena ada kita, akankah kita terus mendurhakainya ?

Belum lagi dari sisi lain ketika kita mau keluar dari rahimnya , dalam ibarat jawa diterangkan sampai medot nyowo atau perjuangan hidup dan mati. Dan setelah keletihan itu kita menyusuinya tanpa rasa berdossa selama setahun. Semua orang dizaman instan nan millenium ini jikala sudah jatuh tertimpa tangga pastilah sangat emosi dan marah. Tapi apakah ibu kita begitu ? segala sesuatu sudah berlalu,akankah kita mendurhakainya ?

Begitu pentingnya peran ibu dalam hidup kita ini. Tak dapat kita balas jasa-jasanya masa lalu itu. walaupun sedikit ,tetaplah kita harus selalu mencoba membalasnya. Dan pembalasan itu walaupun tidak berarti baginya mungkin esok hari bisa menjadikannya tersenyum melihat anaknya yang berbakti itu.

Disini saya hadirkan sedikit cerita tentang beasiswa anak desa hadipolo tentang barokahnya doa ibu kepada anaknya tersebut. Walau terkesan pamer dan lain sebagainya seperti anggapan pembaca,namun inilah memang kejiadian nyata yang dialami penulis ketika itu. ketika merawat ibunya. Dan perlu di garis bawahi disini, bukannya riya’ atau bagaimana tapi ini adalah tahadduts binni’mah akan nikmat bisa merawat ibunya sebulan lebih sedikit sebelum beliaunya meninggalkan penulis ini. Semoga membawa manfaat bagi pembaca dan semuanya . aamin

Bulan mei 2012 ketika itu adalah bulan setelah ujian nasional. Bulan yang bisa dibilang lega walaupun ada juga sedikit ujian local madrasah yang harus kulampui. Tapi semua itu kulalui dengan enjoy saja. Tanpa ada rasa sesal ataupun lelah ketika waktu diperbuat begitu sempitnya oleh pelajaran agama dan pelajaran umum yang diujikan bersamaan. Malah yang begitu berat yaitu ketika di suruh yai untuk nge-hafalin alqur’an minimal 2 juz untuk ikut tes seleksi mesir. Dalam satu sisi saya ingin menuruti permintaan kyai saya tersebut,tapi disisi lain saya kalau menghafal karena “kerono luar negeri” serasa besok di kemudian hari tidak akan bermanfaat hafalan itu. karena hafalan yang tidak ikhlas akhirnya pun tertindas.

Setelah berpikir panjang dan alot di fikiran saya, saya memutuskan untuk menghafal alqur’an setapak demi setapak. Inipun akibat curhatan saya kepada nenekku dirumah,beliau dhawuh (berkata) begini :” kau ikuti saja apa perkataan dari kyaimu, semua yang dibicarakan oleh beliau kamu catat dipinggir kertas,dan ketika kamu di dhawuhi kyai tentang apa,langsung kerjakan secepatnya tanpa menunggu temanmu yang malas ,mengenai kamu dalam menghafal alqur’an saya sarankan kamu niat untuk melanyahkan saja,jangan niat menghafal ,karena menghafal kalau lupa dosanya besar ,kau sudah tahulah wong kamu sudah aku sekolahin di qudsiyyah tentang haditsnya ”

Sejenak kehidupanku dahulu,aku hidup di pedesaan yang jauh dari kota. Desaku bisa dibilang makmur karena semua orangnya ramah nan agamis. Semua orang selalu bergotong-royong dalam menciptakan keamanan warganya. Jaga malam dihiasi dengan jumputan atau ngasih Rp. 200,- di kotak depan rumah demi membayar yang jaga malam itu. belum lagi ketika menyongsong hari raya besar islam, semuanya ada yang bagian bawa kardus nasi ke masjid,ada yang menciptakan lomba-lomba anak kecil.,ada yang iuran buat acaranya. Semuanya bersatu alhamdulillah.

Di dalam dukuh yang begitu agamis,sedikit banyak menuntut saya untuk berfikir agamis juga dalam menghadapi hidup ini. Saat dilanda musibah kita harus introspeksi diri,apakah salahku kepada-Nya sehingga aku bisa mengenal musibah ini?. Begitupula ketika kebahagiaaan datang menyapa,ibu saya selalu menekankan apa yang dinamakan bersyukur,karena dalam keadaan bersyukur itulah sebenarnya pembalasan makhluk kepada sang kholik. Walaupun terkadang juga kita bersyukur karena ingin mendapatkan yang lebih lagi.

Ibuku tidak pernah menyuruh saya tahajud, tidak pernah menyuruh saya dermawan kepada orang lain,tidak pernah menyuruh berburuk sangka, tapi beliau almarhumah selalu mempraktekan sendiri dalam kegelapan malam apa yang disebut sholat malam itu. kebiasaan ibu ketika sebelum sakit parah melandanya adalah sholat tahajud di halaman rumah,di teruskan dengan wiridan diteras tamu. Sehingga pernah saya yang waktu itu tidur di ruang tamu takut melihat pintu terbuka malam-malam dan putih-putih di sofa,malah beliau menyapa,ada apa kog bangun zis?

Aku bilang aku mimpi buruk bu,aku dilanda mimpi sama gendruo dan berdarah. Ibu bilang dengan santainya , tenang saja zis, dalam ilmu tafsir mimpi ,ketika mimpi dengan melihat darah atau hantu maka kau akan mendapatkan harta besok. Beliau begitu halus,kasih sayang, dalam merawat anak-anaknya,sampai sekarang saya agak sedikit tahu tentang tafsir mimpi adalah dari didikan beliau.

Dan yang kedua adalah dalam kedermawanan beliau ketika pertama membangun rumahku itu. beliau meletakkan sumur di bagian depan rumah dan dengan ruangan khusus dengan pintu dan segala tempat untuk mandi. Dan ini adalah hal yang aneh di dalam kampungku,soalnya kebiasaan orang kampung adalah menaruh sumur di dalam rumahnya biar tampak cantik nan elegan. Tapi kata beliau, sumur ini buat para petani yang mau minum zis, atau yang ingin mandi ,tetangga mencuci, biar airnya bisa berkah buat kehidupan kita. من خدم خدم  orang yang membantu besok akan di Bantu.

Point ketiga tentang berburuk sangka, inilah point yang di tekankan beliau padaku. Karena berkehidupan tetangga di desa kadang bentrok ngomong dengan tetangga sendiri masalah yang sepele. Bolehlah kita ditumpangi jemuran pakaian tetangga , tapi janganlah berburuk sangka tetangga kita mengotori rumah kita dengan jemuran itu. Ada juga tentang sampah daun,ini juga yang beliau tekankan untuk selalu di bersihkan. Mulai dari depan rumah sampai belakang rumah ,harus di bersihkan 2kali sehari. Sehingga kakak saya itulah yang paling rajin,dan saya orangnya paling agak rajin jika dibanding kakak. Jika pekerjaan ini tidak ada yang ngerjakan,maka tak segan-segan ibu melakukan sendiri walaupun dia sakit parah. النظافة من الايمان kebersihan itu adalah sebagian dari iman.

Kembali ketopik awal lagi,kenapa aku curhatnya ke nenek waktu bulan ini. Itu karena ibu sedang menjalani pemeriksaan kemotherapy dalam penyakit kangker yang diidami beliau. Sedikit pengetahuan tentang therapy kemo,therapy ini adalah terapi yang dilakukan jika masih memungkinkan untuk membunuh penyakit itu tanpa memalui operasi. Dan harganya katanya mencapai 25jutaan per kemo. Terapi ini begitu ganas ,sampai rambut ibu yang semula hitam pekat semuanya menjadi rontok gundul habis seperti pria. Kata dokter semarang ,terapi ini jika sudah dilakukan 3x belumlah sembuh,maka kami angkat tangan pak, karena sel-sel darah baik hitam maupun merah dan tulang-tulang sebenarnya sudah keropos. Begitu ngeri , tapi ibu yang sudah sejak 2001 berjuang melawan penyakit tidak gentar akan itu. Beliau berpikir kalau itu memang jadi obat kesembuhan saya,maka saya lakukan,kalau tidak ya sudah,memang ini takdir saya.

Sebulan lamanya ibu disana, aku waktu pulang kerumah dari pondok kutak dapati seorangpun di rumah sana. Hanya nenek yang merawat adik kecilku. Bapak saya menjaga ibu di rumah sakit. Ku menangis ingin menyusul ke semarang,tapi bapak dan ibu berkata kau urusi saja pelajaranmu, ibumu sudah kutemani. Ku pasrah,ku terima,ku curhat ke nenek tentang tadi, alhamdulillah, nenek yang suka bercerita masa lalu menghiburku tanpa lelah. Ku di hidangi cerita zaman paceklik sandang,pangan, dan panggonan masa jepang. Ku menangis lagi. Aku cengeng memang orangnya ketika mendengar cerita perjuangan tersebut,tapi malah kita sekarang mendurhakainya dengan enak-enakan waktu kuliah dengan mbolosnya. Akankah kita terus mendurhakainya ?
Comments
0 Comments

0 comments :

Post a Comment